Ilmu Sosial
Interaksi Sosial - Pengertian, Fungsi, Syarat dan Ciri-ciri
Baiklah
sobat softilmu, kali ini kita akan membahas mengenai Interaksi Sosial. Langsung saja kita masuk ke pembahasannya.
A. PENGERTIAN
Di dalam kehidupan sehari-hari, tentunya antara sesama
manusia akan saling berinteraksi, baik itu secara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Interaksi tersebut
diperlukan untuk menunjang kehidupan manusia sebagai makhluk sosial.
Ada
beberapa pengertian interaksi sosial yang dikemukakan oleh para ahli,
diantaranya adalah :
1. Menurut Homans ( dalam Ali, 2004: 87, interaksi sebagai suatu kejadian
ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain
diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu
lain yang menjadi pasangannya.
2. Menurut Bonner ( dalam Ali, 2004), interaksi sosial merupakan suatu
hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu
mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.
3. Broom dan Selznic, mengemukakan
bahwa pengertian interaksi sosial adalah proses bertindak yang dilandasi oleh
kesadaran adanya orang lain dan proses menyesuaikan respon (tindak balasan)
sesuai dengan tindakan orang lain.
4. Kimball Young dan Raymond W. Mack, interaksi
sosial menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack adalah hubungan sosial yang
dinamis dan menyangkut hubungan antarindividu, antara individu dengan kelompok
maupun antara kelompok dengan kelompok lainnya.
Interaksi sosial diperlukan di dalam kehidupan sehari-hari.
Interaksi sosial merupakan sebuah fondasi di dalam hubungan bermasyarakat
dengan berdasarkan norma dan nilai yang berlaku di dalam masyarakat tersebut.
Maka, interaksi sosial akan terwujud dengan baik jika nilai dan norma itu dapat
dipatuhi dan diterapkan di dalam interaksi sosial.
Interaksi sosial bukan hanya sebatas pertemuan dua fisik
manusia atau lebih, tetapi interaksi sosial bisa bermanifestasi dengan
komunikasi di dalamnya. Artinya, tidaklah dikatakan interaksi sosial jika di
dalamnya tidak ada hubungan komunikasi yang baik oleh karena itu, interaksi sosial
merupakan dasar dari suatu proses sosial. Karena tanpa adanya interaksi sosial
dan komunikasi yang dibangun di dalamnya, maka tidak dapat kita sebut dengan
interaksi.
B. FUNGSI
1. Menjalankan
kehidupan sosial
Kehidupan sosial akan terjaga jika antar makhluk hidup
terdapat interaksi sosial. Interaksi sosial menjamin terselenggaranya kehidupan
sosial yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di dlaam kehidupan
bermasyarakat.
2. Menjalin
tali silaturrahmi
Sebagai makhluk sosial, silaturrahmi bukan hanya sebagai
teori semata. Akan tetapi, silaturrahmi sangat dibutuhkan di dalam kehidupan
bermasyarakat. Silaturrahmi yang terjaga akan sangat membantu hidup seseorang,
sehingga dengan adanya silaturrahmi, kehidupan seseorang tidak dijalankan
secara individualism.
3. Melakukan
Kerja Sama
Demi memenuhi kebutuhan hidup, makhluk hidup membutuhkan
kerja sama yang baik, baik di dalam ruang lingkup keluarga maupun rekan kerja.
Kerja sama yang baik akan dibuktikan dnegan adanya interaksi sosial yang baik.
4. Menjalin
Hubungan Usaha
Sebenarnya, antara menjalin kerja sama dengan menjalin
hubungan usaha didapat hubungan yang timbal balik. Hubungan usaha akan gagal
jika tidak diikuti dengan kerja sama yang baik. Begitu juga sebaliknya, jika
kerja sama dilakukan dengan baik, maka hhubungan usaha akan terjalin sesuai
dengan yang diharapkan.
5. Mendiskusikan
Persoalan
Manusia di dalam hidup pastinya tidak terlepas dari berbagai
persoalan. Persoalan-persoalan itu mampu membangun jiwa seseorang menjadi lebih
baik. Tidak ada manusia yang tidak mempunyai persoalan atau masalah di dalam
hidupnya. Maka fungsi interaksi sosial sangat diperlukan untuk menunjang
penyelesaian persoalan tersebut.
C. SYARAT-SYARAT
Dalam melakukan interaksi sosial, maka dibutuhkan
syarat-syarat untuk menunjang kegiatan tersebut. Adapun syarat-syarat interaksi
sosial menurut Soerjono Soekanto adalah :
1. Kontak
Sosial
Secara harfiah, kata kontak berarti sama-sama menyentuh.
Akan tetapi, dalam konteks sosiologi, kontak sosial berarti suatu proses awal
yang terjadi antara satu pihak dengan pihak yang lain, baik itu terjadi secara
langsung maupun tidak langsung.
Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia senantiasa melakukan
kontak sosial. Hal ini dapat dicerminkan ketika terjadi komunikasi antara
individu yang satu dengan individu lainnya. Ini juga berarti, kontak sosial di
dalam sosiologi bukan hanya berarti kontak secara langsung, akan tetapi, juga
bisa terjadi secara tidak langsung. Adapun klasifikasi dari kontak sosial ialah
sebagai :
-
Kontak Sosial dapat
bersifat positif maupun negative. Contohnya, ketika terjadi suatu pertemuan
antara pengusaha A dengan pengusaha B, maka dihasilkan suatu hasil yang
memuaskan (kontak sosial positif). Sedangkan ketika suatu pengusaha A bertemu
dengan pengusaha B, tetapi malah menimbulkan konflik, maka itu digolongkan ke
dalam kontak sosial bersifat negative.
-
Kontak sosial juga dapat
bersifat primer maupun sekunder. Kontak sosial primer terjadi jika suatu
individu bertemu secara tatap muka dengan individu lainnya. Sedangkan kontak sosial
sekunder terjadi jika suatu individu melakukan kontak, tetapi tidak bertemu
secara tatap muka, bisa melalui telepon, surat, dan lain-lain.
2. Komunikasi
Komunikasi di dalam interaksi sosial terjadi sesudah kontak sosial
berlangsung. Artinya, komunikasi tidak dapat terjadi tanpa didahului dengan
kontak sosial. Hal yang sangat ditekankan melalui proses komunikasi ialah
adanya kegiatan saling menafsirkan, baik itu gerakan, perilaku, atau sikap,
serta perasaan-perasaan yang disampaikan. Terdapat 5 unsur pokok yang berperan
di dalam proses komunikasi, yaitu komunikator (orang yang menyampaikan pesan,
perasaan, ataupun gerakan kepada orang lain), komunikan (orang yang menerima
pesan, pikiran, maupun gerakan), pesan (sesuatu yang disampaikan oleh
komunikator, baik itu berupa pesan, perasaan, pikiran, gerakan, dan lain-lain),
media (alat untuk menyampaikan pesan), dan efek (perubahan yang diharapkan
terjadi pada komunikan setelah menerima pesan).
Di
dalam proses komunikasi, terdapat juga 3 tahap penting yang berperan, yaitu :
-
Encoding, yaitu proses
untuk mempersiapkan gagasan atau pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator
kepada komunikan. Disini, komunikator harus memilih pesan yang tepat agar efek
yang ditimbulkan juga tepat.
-
Penyampaian, yaitu
proses penyampaian gagasan atau pesan yang telah dipersiapkan pada proses
encoding untuk disampaikan kepada komunikan.
-
Decoding, yaitu proses
pencernaan dan tahap penerimaan gagasan atau pesan yang dilakukan oleh
komunikan.
D. CIRI-CIRI
Menurut tim sosiologi (2002), ada 4 ciri-ciri pada interaksi
sosial, yaitu :
1. Jumlah
pelakunya lebih dari 1 orang
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, interaksi sosial
terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun
kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial tidak mungkin terjadi jika hanya
dilakukan oleh satu orang saja.
2. Terjadinya
Komunikasi
Interaksi sosial membutuhkan kontak sosial yang di dalamnya
terdapat komunikasi antar pelaku interaksi sosial. Diharapkan dengan terjadinya
komunikasi pada interaksi sosial, dapat memberikan efek yang diinginkan oleh
pemberi pesan.
3. Mempunyai
maksud dan tujuan yang jelas
Pada proses komunikasi, terdapat 3 tahap penting. Salah satu
tahap tersebut adalah encoding, dimana komunikator harus memilih pesan yang
akan disampaikan kepada komunikan, sehingga efek yang ingin ditimbulkan akan
terjadi.
4. Adanya
dimensi waktu
Di dalam interaksi sosial juga didapatkan ciri berupa adanya
dimensi waktu, baik itu masa lampau, masa sekarang, maupun masa depan, yang
akan menentukan sikap atas pesan yang disampaikan.
E. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI
1. Imitasi
Imitasi ialah suatu tindakan atau usaha untuk meniru
tindakan orang lain sebagai panutannya. Imitasi pertam akali terjadi di dalam
keluarga, dimana sang anak cenderung untuk mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang
tuanya. Namun, saat anak tersebut beranjak remaja, maka lingkungan sangat
berperan, karena sebagian besar waktu mereka dihabiskan di lingkungannya,
contohnya sekolah.
2. Sugesti
Sugesti merupakan kemampuan seseorang untuk memberikan
pengaruh kepada orang lain agar usahanya untuk mempengaruhi tersebut berjalan
matang. Proses sugesti berusaha untuk mempengaruhi orang lain secara cepat
tanpa berpikir panjang. Biasanya, orang-orang yang ampuh memberikan sugesti
merupakan orang yang terkenal, berwibawa, atau disegani di lingkungan tempat
dia berada. Contohnya ketika seorang gubernur mengatakan kepada jajarannya
untuk memakai batik pada hari Jumat.
3. Identifikasi
Identifikasi merupakan sebuah proses dalam diri seseorang
yang ingin mengikuti dan menjadi sama dengan orang lain yang menurut dia adalah
tokoh inspiratifnya. Identifikasi mengakibatkan terjadinya efek yang lebih
dalam daripada sugesti dan imitasi, dikarenakan proses identifikasi dilakukan
dalam keadaan sadar. Contohnya ketika seorang wanita meniru gaya rambut, gaya
berpakaian, dan gaya hidup yang dilakukan oleh artis-artis ibukota.
4. Simpati
Merupakan suatu proses ketertarika seseorang kepada orang
lain karena nilai-nilai perbuatan, norma, dan pola pikirnya sama dengan
nilai-nilai yang dianut oleh yang menaruh simpati. Perasaan simpati dapat
disampaikan oleh seseorang individu kepada individu lainnya, individu kepada
kelompok, maupun kelompok kepada kelompok. Contohnya ketika terjadi musibah
kebakaran pada rumah seseorang, maka tetangganya memberikan bantuan tempat
tinggal sementara bagi orang tersebut.
5. Motivasi
Merupakan sebuah usaha yang dilakukan baik oleh individu
maupun kelompok kepada individu atau kelompok lainnya dengan tujuan agar mereka
dapat menuruti dan mendapatkan semangatnya kembali. Contohnya saat seseorang
mendapatkan nilai yang buruk saat ujian akhir, maka dosen walinya memberikan
sedikit motivasi agar muridnya tersebut kembali rajin belajar.
6. Empati
Empati hampir mirip dengan simpati, akan tetapi, proses
empati lebih dalam lagi daripada simpati. Empati bukan hanya terletak pada
factor kejiwaan saja, tetapi juga mencakup perasaan organisme tubuh yang sangat
dalam. Proses empati sangat dibutuhkan untuk mengetahui dan merasakan perasaan
yang dirasakan orang lain, sehingga seolah-olah yang memberikan empati juga
merasakan perasaan yang sama.
F. BENTUK-BENTUK
Hubungan yang terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat
tentunya tidak hanya sebatas untuk memberikan keuntungan, memberikan kerja
sama, atau hal-hal positif lainnya. Akan tetapi, dalam kenyataannya, manusia
juga melakukan interaksi sosial dengan melakukan pertikaian, peperangan, dan
hal-hal negative lainnya. Oleh karena itu, proses interaksi sosial memiliki dua kecendrungan
yang saling bertolak belakang. Maka sesuai dengan kenyataan tersebut, maka
interaksi sosial dapat digolongkan ke dalam bentuk penyatuan (asosiatif) dan
bentuk pemisahan (disosiatif).
1. Bentuk
asosiatif
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa proses
asosiatif merupakan sebuah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan hal
positif. Berikut adalah macam-macam dari bentuk asosiatif, yaitu :
a. Kerja
sama (Cooperation)
Kerja sama merupakan suatu usaha baik itu antar individu
maupun kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama kaan timbul apabila
antar individu atau kelompok yang ingin melakukannya memiliki tujuan yang sama.
Di samping itu, mereka juga harus memiliki pengetahuan dan pengendalian yang
cukup, dengan tujuan untuk melakukan organisasi terhadap anggotanya untuk
sama-sama memahami tujuan tersebut. Ada beberapa bentuk kerja sama, antara lain
:
-
Bargaining, merupakan
sebuah pelaksanaan perjanjian antara dua organisasi atau lebih mengenai
pertukaran barang atau jasa.
-
Kooptasi, merupakan
proses penerimaan unsur-unsur baru di dalam sebuah organisasi agar proses
jalannya organisasi tersebut sesuai dengan yang diharapkan atau bertambah baik
lagi. Dengan kata lain, kooptasi diperlukan untuk emnghindari keguncangan atau
konflik yang dapat menghancurkan popularitas organisasi atau kelompok.
-
Koalisi, merupakan
proses perjanjian antar dua organisasi atau lebih yang memiliki tujuan yang
sama. Namun, di dalam koalisi memungkinkan untuk terjadinya keadaan yang tidak
stabil untuk sementara waktu, karena dua organisasi atau lebih tersebut
memiliki struktur dan manajemen yang berbeda.
-
Join Venture (usaha
patungan), merupakan kerja sama dengan suatu perusahaan tertentu untuk
menghasilkan keuntungan yang akan dibagi bersama sesuai dengan proporsinya
masing-masing.
b. Akomodasi
(Accomodation)
Akomodasi adalah suatu proses antar individu atau kelompok
yang sebelumnya saling bertentangan untuk saling melakukan penyesuaian diri
agar pertentangan tersebut tidak meluas. Beberapa bentuk akomodasi ialah :
-
Toleransi (tolerant
participation), ialah suatu watak atau sifat seseorang atau kelompok yang tidak
menginginkan adanya pertentangan. Mereka memahami perbedaan-perbedaan dan turut
bersama-sama menjalani kehidupan di dalam perbedaan.
-
Kompromi (Compromise),
adalah suatu usaha untuk melakukan pertemuan dan perjanjian yang diharapkan
dapat mengurangi pertentangan. Satu pihak dengan pihak lain harus memahami
masingmasing kekurangan dan kelebihan, agar kompromi yang disebutkan dapat
tercapai.
-
Koersi (Coersion),
adalah bentuk akomodasi yang dilakukan dengan paksaan. Artinya, satu pihak
harus menduduki posisi yang kuat agar dapat melakukan paksaan terhadap pihak
yang lain.
-
Arbitrasi, merupakan
bentuk perjanjian yang menggunakan pihak ketig ayang kedudukannya lebih tinggi
untuk emnyelesaikan suatu pertentangan. Perjanjian yang dibuat dalam proses
arbitrasi berbentuk mengikat kedua belah pihak.
-
Mediasi, ialah bentuk
akomodasi yang juga menggunakan pihak ketiga sebagai mediator. Tetapi,
perjanjian yang dibuat tidak bersifat mengikat kedua belah pihak.
-
Konsiliasi, merupakan proses
yang menghubungakn kedua belah pihak yang bertentangan agar mencapai
persetujuan bersama.
-
Ajudikasi, merupakan
proses terakhir yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan pertentangan. Proses
ajudikasi dilakukan melalui pengadilan.
-
Segregasi, merupakan
suatu upaya untuk menghindari dan memisahkan diri dari kelompok-kelompk yang
bertentangan, agar terhindar dari konflik yang meluas.
-
Gencatan senjata,
adalah suatu proses penangguhan perang atau konflik dalam periode waktu
tertentu. Hal ini dilakukan untuk mencari solusi terhadap konflik tersebut.
c. Akulturasi
Merupakan suatu bentuk interaksi sosial antar kelompok
masyarakat yang dihadapkan kepada kebudayaan maupun kebiasaan asing yang masuk
ke dalam kehidupan masyarakat tersebut, sehingga masyarakat menerima kebudayaan
asing itu. Kebudayaan asing yang dapat diterima ialah kebudayaan dalam bentuk
benda atau atau peralatan yang dirasakan bermanfaat dalam menghadapi tuntutan
zaman.
Sedangkan kebudayaan asing yang sulit atau bahkan tidak
dapat diterima oleh masyarakat ialah kebudayaan asing yang berupa kepercayaan,
ideologi atau semacamnya, yang menyangkut prinsip hidup.
d. Asimilasi
Merupakan suatu upaya untuk menggabungkan atau membaurkan
suatu kelompok dengan kelompok lain supaya tercapainya tujuan bersama.
Asimilasi dilakukan dengan mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antar
kelompok itu sendiri.
Asimilasi dapat dilakukan dengan mudah apabila terdapat
factor-faktor pendukung, seperti adanya sikap toleransi antar kelompok, adanya
sikap saling terbuka satu sama lain, serta adanya sikap menghargai orang asing.
Selain fakto rpendukung, adapun factor-faktor penghambat
asimilasi ialah adanya isolasi kebudayaan dari slaah satu kelompok, perasaan
kelompoknya yang superior (di atas), adanya diskriminasi, dan lain-lain.
2. Bentuk
Disosiatif
Adalah bentuk interaksi sosial yang dapat menimbulkan
perpecahan atau bahkan dapat menimbulkan konflik atar kelompk atau individu.
Bentuk-bentuk disosiatif antara lain :
a. Persaingan
Adalah upaya saling berlomba-lomba atau saling bersaing
untuk memperoleh tujuan masing-masing tanpa harus menggunakan cara-cara yang
diluar batas seperti kekerasan, dan lain-lain.
b. Kontravensi
Merupakan suatu bentuk atau proses sosial yang berada di
antara persaingan dan konflik. Terdapat 5 macam kontravensi, yaitu kontravensi
yang bersifat umum (contohnya penolakan, pengacauan), kontravensi yang bersifat
sederhana (contohnya seperti memaki-maki, memfitnah), kontravensi yang bersifat
intensif (contohnya penghasutan), kontravensi yang bersifat rahasia (seperti
berkhianat, mengumumkan rahasia pohak lain), dan kontravensi yang bersifat
taktis (seperti intimidasi, provokasi, dan mengganggu pihak lawan).
c. Konflik
Adalah bentuk interaksi sosial disosiatif dimana suatu
individu atau kelompok berusaha untuk mencapai tujuannya dengan cara
menggunakan kekerasan atau kecurangan terhadap pihak lawan yang memiliki tujuan
yang sama.
Post a comment
0 Comments