Baiklah
sobat kali ini kita akan
membahas tentang Hormon Tumbuhan
(Auksin, Giberilin, Sitokinin, Asam Absisat, Gas Etilen, Asam Traumatin, dan
Kalin).
Hormon tumbuhan atau fitohormon
adalah senyawa organik yang berpengaruh terhadap laju pertumbuhan yang dibuat
oleh suatu bagian tumbuhan. Hormon tumbuhan dengan konsentrasi rendah
menyebabkan suatu dampak fisiologis. Dampak fisiologis adalah akibat yang
terjadi pada proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Beberapa contoh hormon tumbuhan
antara lain auksin, giberilin, sitokonin, asam absisat, etilen, asam traumatin,
dan kalin. Hormon buatan atau hormmon yang dibuat oleh organisme selain
tumbuhan tidak dapat digolongkan sebagai hormon tumbuhan, melainkan disebut
sebagai zat pengatur tumbuhan.
a. Hormon Auksin
Berkat penelitian oleh Frits Went (1926-1928), sekarang kita
mengetahui adanya zat yang dihasilkan oleh ujung tumbuhan yang berpengaruh
besar terhadap pertumbuhan. Zat itu disebut sebagai auksin. Went menemukan
auksin pada ujung koleoptil kecambah sejenis gandum (Avena sativa). Ternyata, auksin dapat ditemukan di ujung batang dan
akar, serta tempat pembentukan bunga, buah, dan daun pada tumbuhan. Auksin ada
yang telah diisolasi dari berbagai sumber, misalnya dari endosperma jagung,
yaitu asam indol asetat (IAA = indole
acetic acid). Isolasi adalh pemisahan dan pengambilan zat tertentu dari
sumbernya.
Fungsi
auksin antara lain
mengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem
ujung. Pengaruh auksin yang lain adalah merangsang pembelahan sel-sel kambium,
meningkatkan perkembangan bunga dan buah, merangsang perkembangan akar lateral,
dan menyebabkan pembengkokan batang.
Sel-sel yang mengandung lebih banyak
auksin berukuran lebih panjang daripada yang mengandung sedikit auksin,
akibatnya batang mmbengkok. Pembengkokan batang yang diakibatkan oleh arah
datangnya cahaya ternyata juga berhubungan dengan penyebaran auksin. Batang yang
terkena cahaya memiliki auksin yang lebih sedikit, karena auksin mengalami
kerusakan jika terkena sinar, akibatnya batang membengkok menuju arah datangnya
cahaya.
b. Hormon Giberilin
Giberilin pertama kali ditemukan di
Jepang oleh Eiichi Kurosawa (1926)
pada saat ia mempelajari penyakit pada padi. Kurosawa menemukan bahwa padi yang
terserang jamu Gibberella fujikuroi
mengalami pertumbuhan cepat, batangnya tinggi, dan berwarna pucat. Setelah diisolasi,
senyawa yang dihasilkan jamur tersebut dinamakan giberilin.
Giberilin ditemukan pada bagian
tumbuhan, misalnya pucuk batang, ujung akar, bunga, buah, dan terutama pada
biji. Peranan giberilin adalah
merangsang pemanjangan batang, perkecambahan, pertumbuhan tunas, mempercepat
munculnya bunga, dan merangsang pertumbuhan buah secara partenokarpi (tanpa fertilisasi). Giberilin dapat menyebabkan
tumbuhan kerdil tumbuh menjadi tumbuhan raksasa, umumnya tinggi tumbuhan
mencapai 3-5 tinggi yang normal.
c. Hormon Sitokinin
Pada tahun 1913, Gottlieb Haberlandt menemukan suatu senyawa yang memacu pembelahan
sel pada umbi kentang yang terpotong. Pada tahun 1940, Johanes van Dverbeek menemukan bahwa air kelapa muda mengandung
senyawa yang memacu pembelahan sel. Penemuan tersebut diperkuat oleh Folke Skoog dan kawan-kawan pada tahun
1950. Selanjutnya, senyawa tersebut dikenal dengan nama sitokinin. Sitokinin alamiah
yang umum adalah zeatin, yang pertama kali diambil dari endosperma biji jagung
pada tahun 1964 oleh Letham. Sitokinin
alami banyak terdapat pada organ muda tumbuhan (biji, daun, buah) dan ujung
akar. Sitokinin disintesis dalam akar dan diangkut ke organ lain. Sitokinin buatan
misalnya kinetin dan BAP (g-benzilaminopurin).
d. Hormon Asam Absisat
Tidak semua hormon pada tumbuhan
memacu pertumbuhan. Ada hormon yang justru menghambat pertumbuhan, misalnya
asam absisat (absisin).
Secara umum, fungsi asam absisat
adalah menghambat pembelahan dan pemanjangan sel, menunda pertumbuhan, dan
membantu dormansi. Hal ini dilakukan untuk membantu tumbuhan bertahan dalam
kondisi yang buruk. Misalnya, merangsang penutupan stomata daun pada musim
kering sehingga transpirasi (penguapan) berkurang, dan meluruhkan daun pada
musim kering sehingga tumbuhan tidak kehilangan air melalui transpirasi.
Asam absisat ditemukan oleh F.I. Addicott (1963) yang mengamati
absisi pada tanaman kapas. Asam absisat pada awalnya disebut dormina.
e. Hormon Gas Etilen
Pada tahun 1934, R. Gane berhasil membuktikan bahwa etilen disintesis oleh tumbuhan
dan berperan untuk mempercepat pematangan buah. Etilen adalah gas yang
dikeluarkan terutama oleh buah yang sudah tua. Jika buah yang sudah tua
diletakkan di suatu tempat tertutup, buah akan cepat masak. Hal itu karena buah
tersebut mengeluarkan gas etilen yang mempercepat pematangan buah. Para
pedagang sering memeram buah dengan gas etilen agar cepat masak. Nama dagang
etilen adalah karbit.
Selain berperan dalam pemasakan buah,
etilen juga menyebabkan batang menjadi tebal, untuk menahan pengaruh angin. Kombinasi
etilen dengan hormon lain dapat memberikan efek yang menguntungkan. Misalnya,
etilen dengan auksin dapat memacu pembungaan pada mangga dan nanas. Kombinasi etilen
dengan giberilin dapat mengatur tumbuhnya bunga jantan dan bunga betina.
f. Hormon Asam Traumatin
Asam traumatin dianggap sebagai
hormon luka, karena merangsang pembelahan sel-sel di bagian tumbuhan yang luka.
Dengan demikian jaringan yang terluka akan tertutup kembali.
g. Hormon Kalin
Kalin adalah hormon yang berfungsi
merangsang pembentukan organ tumbuhan. Kalin dibedakan menjadi empat macam,
yaitu rizokalin untuk merangsang
pembentukan akar, kaulokalin
merangsang pembentukan batang, filokalin
merangsang pembentukan daun, dan antokalin
atau florigen yang merangsang
pembentukan bunga.
Baiklah sobat inilah postingan kali
ini mengenai Hormon Tumbuhan. Semoga
bermanfaat bagi teman-teman semuanya. J
Loading...
EmoticonEmoticon